Alfacalcidol

Penggunaan Alfacalcidol

Alfacalcidol umumnya digunakan untuk mengobati Hipokalsemia, Hipoparatiroidisme, Hipofosfatemia, Osteodistrofi Renal, dan Rakhitis/osteomalasia.

Bagaimana Cara Kerja Alfacalcidol

Natrium algasilat bertindak sebagai antasida yang menetralkan keasaman berlebih di lambung. Ini dicapai dengan interaksi proton berlebih (ion hidrogen) dengan senyawa natrium algasilat yang mengurangi kelebihan ion hidrogen di lambung sehingga meredakan gejala gangguan pencernaan, heartburn, dan penyakit tukak lambung.

Efek Samping dari Alfacalcidol

Konstipasi, Obstruksi usus (saat overdosis), Pusing, Sakit kepala, Ketidaknyamanan perut, Kegemukan

Peringatan

Ginjal Gunakan dengan Hati-hati.

Alfacalcidol secara rutin digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal. Perlu hati-hati untuk menghindari hiperfosfatemia baik dengan mengonsumsinya bersama dengan pengikat fosfat atau memantau secara cermat kadar fosfat dalam darah.

Alkohol Aman

Konsumsi alkohol bersama Alfacalcidol dianggap aman dan tidak memengaruhi penyerapan Alfacalcidol berdasarkan data klinis.

Kehamilan Tidak Aman

Studi pada hewan telah menunjukkan toksisitas reproduksi pada dosis tinggi, sementara data tentang profil keamanan Alfacalcidol selama kehamilan manusia sangat terbatas. Oleh karena itu, sebaiknya dihindari penggunaannya selama kehamilan atau digunakan dengan hati-hati sesuai saran dokter.

Mengemudi Tidak disarankan.

Tidak disarankan untuk mengonsumsi Alfacalcidol sebelum mengemudi jika efek samping seperti pusing atau sakit kepala muncul.

Hati Aman jika diresepkan.

Alfacalcidol is noted to be safe and may only cause slight increase in liver enzymes level in people with hepatic impairment.

Laktasi Data terbatas

Tidak diketahui secara pasti seberapa banyak Alfacalcidol aktif akan ada dalam ASI. Kehadiran metabolit aktif ini dapat mengganggu metabolisme kalsium normal pada bayi. Oleh karena itu, disarankan untuk memantau kesehatan bayi dengan cermat setelah ibu mengonsumsi Alfacalcidol.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).