Amylmetacresol + Lignocaine

Penggunaan Amylmetacresol + Lignocaine

Amylmetacresol + Lignocaine membantu mengurangi gejala sakit tenggorokan yang meliputi rasa sakit dan pembengkakan di tenggorokan.

Bagaimana Cara Kerja Amylmetacresol + Lignocaine

Flurbiprofen merupakan NSAID yang bekerja dengan mengubah respons tubuh terhadap rasa sakit, pembengkakan, dan suhu tubuh yang tinggi.

Efek Samping dari Amylmetacresol + Lignocaine

Pusing, Sakit Kepala, Iritasi Tenggorokan, Sariawan atau Nyeri di Mulut, Nyeri Tenggorokan, Mual dan Diare, Sensasi Gatal di Kulit, Kegemukan, Lendir di Mulut atau Tenggorokan, Kebas di Tenggorokan, Kembung Perut, Nyeri di Perut, Angin, Konstipasi, Gangguan Pencernaan, Muntah, Mulut Kering, Sensasi Terbakar di Mulut, Ruam Kulit, Kulit Gatal.

Peringatan

Ginjal Aman jika diresepkan.

Amylmetacresol + Lignocaine umumnya aman digunakan pada pasien dengan penyakit ginjal. Absorpsi sistemik Amylmetacresol + Lignocaine minimal.

Alkohol Aman

Secara umum, aman untuk mengonsumsi alkohol dengan Amylmetacresol + Lignocaine. Mengonsumsi Amylmetacresol + Lignocaine dengan alkohol tidak memiliki interaksi yang diketahui.

Kehamilan Data terbatas

Tidak ada atau jumlah data yang terbatas dari penggunaan Amylmetacresol + Lignocaine selama kehamilan. Seperti semua obat, perhatian harus diberikan saat menggunakan produk ini selama kehamilan, dan carilah saran dari dokter atau apoteker sebelum memulai.

Mengemudi Secara Umum Aman.

Amylmetacresol + Lignocaine tidak seharusnya memengaruhi kewaspadaan atau kemampuan mengemudi.

Hati Aman jika diresepkan.

Amylmetacresol + Lignocaine is safe to be used in patients with liver disease. There's minimal systemic absorption of Amylmetacresol + Lignocaine.

Laktasi Data terbatas

Tidak ada atau jumlah data yang terbatas dari penggunaan Amylmetacresol + Lignocaine selama menyusui. Seperti semua obat, perhatian harus diberikan saat menggunakan produk ini selama kehamilan, dan carilah saran dari dokter atau apoteker sebelum memulai.

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).