Atomoxetine

Penggunaan Atomoxetine

Atomoxetine umumnya digunakan untuk mengobati Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Bagaimana Cara Kerja Atomoxetine

Atomoxetine adalah antagonis yang sangat selektif dan kuat dari pengangkut noradrenalin pra-sinaptik, sehingga mengurangi efek noradrenalin yang akan membantu mengurangi gejala Gangguan Hiperaktivitas dan Perhatian (ADHD).

Efek Samping dari Atomoxetine

Penurunan nafsu makan, Sakit kepala, Somnolen, Pusing, Nyeri perut, Mual dan muntah, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan denyut jantung, Mudah tersinggung, Perubahan suasana hati, Dermatitis, Kelelahan

Peringatan

Ginjal Aman jika diresepkan.

Penyesuaian dosis Atomoxetine tidak diperlukan pada pasien dengan penyakit ginjal.

Alkohol Tidak Disarankan

Atomoxetine dapat memiliki efek samping seperti pusing, somnolen, dan perubahan denyut atau detak jantung. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk mengonsumsi alkohol bersamaan dengan obat ini.

Kehamilan Tidak Aman

Atomoxetine mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan. Studi pada hewan dan manusia tidak menunjukkan efek buruk pada janin. Namun, data-data ini tidak mencukupi untuk mengasumsikan bahwa penggunaan obat ini aman selama kehamilan. Penggunaannya dapat diperbolehkan dalam kasus di mana manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Mengemudi Tidak disarankan.

Atomoxetine dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, kelelahan, somnolen, dan memengaruhi detak jantung, yang semuanya dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk berkonsentrasi dan mengemudi.

Hati Data terbatas

Atomoxetine should be used with caution in patients with liver disease. Dose adjustment of Atomoxetine may be needed especially in moderate or severe liver impairment.Please consult your doctor.

Laktasi Data terbatas

Atomoxetine ditemukan dalam susu tikus. Namun, data manusia yang kurang menunjukkan bahwa Atomoxetine tidak hadir dalam ASI manusia. Oleh karena itu, penggunaan obat selama menyusui sebaiknya dihindari.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).