Atovaquone

Penggunaan Atovaquone

Atovaquone umumnya digunakan untuk mencegah Pneumonia Pneumocystis Jirovecci dan mengobati Pneumonia Pneumocystis Jirovecci ringan hingga sedang.

Bagaimana Cara Kerja Atovaquone

Atovaquone adalah agen antimalaria atau antiprotozoa yang menghambat kompleks III rantai transport elektron mitokondria dari Pneumocystis jirovecii. Dengan demikian, ini menghambat sintesis asam nukleat dan ATP yang mengakibatkan kematian parasit.

Efek Samping dari Atovaquone

Anemia, Neutropenia, Hiponatremia, Insomnia, Sakit kepala, Mual, Peningkatan enzim hati, Reaksi hipersensitivitas (Sesak napas, angioedema, bronkospasme), Ruam, Gatal, Demam

Peringatan

Ginjal Aman jika diresepkan.

Penyesuaian dosis Atovaquone tidak diperlukan pada pasien dengan gangguan ginjal karena tidak diekskresikan melalui ginjal.

Alkohol Tidak Disarankan

Konsumsi alkohol bersama Atovaquone mungkin tidak aman karena keduanya dapat memengaruhi enzim hati.

Kehamilan Tidak Aman

Penggunaan Atovaquone mungkin tidak aman selama kehamilan. Tidak ada informasi mengenai efek buruk Atovaquone pada janin dan belum ada studi hewan yang cukup menunjukkan risiko yang mungkin terjadi pada janin yang sedang berkembang. Namun, manfaat dari penggunaan pada wanita hamil mungkin dapat diterima meskipun ada risiko.

Mengemudi Secara Umum Aman.

Tidak ada informasi tentang efek Atovaquone terhadap kemampuan untuk mengemudi. Namun demikian, sifat farmakologis Atovaquone tidak diprediksi menyebabkan efek merugikan pada kemampuan mengemudi.

Hati Data terbatas

Atovaquone should be used with caution in patients with liver disease as it is excreted by the liver. Dose adjustment of the medication is not needed. Nevertheless, close monitoring is required following the administration. Please consult your doctor.

Laktasi Data terbatas

Ekskresi Atovaquone dalam ASI manusia tidak diketahui. Oleh karena itu, lebih baik untuk menghindari mengonsumsi Atovaquone selama masa menyusui.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).