Bosentan

Penggunaan Bosentan

Bosentan umumnya digunakan untuk mengobati Hipertensi Arteri Pulmonal (HAP).

Bagaimana Cara Kerja Bosentan

Bosentan adalah antagonis reseptor endotelin (ERA). Ini adalah obat antihipertensi yang bekerja dengan memblokir reseptor endotelin. Hal ini akan mengurangi keberadaan endotelin dalam darah sehingga menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi pulmonal.

Efek Samping dari Bosentan

Sakit Kepala, Saluran Pernapasan Atas yang Meradang seperti Hidung dan Tenggorokan, Gejala Panas Mendadak, Pembengkakan pada Kaki dan Kaki, Detak Jantung Cepat, Kelelahan, Gatal, Ruam, Kemerahan pada Kulit, Diare

Peringatan

Ginjal Aman Jika Diresepkan

Penyesuaian dosis Bosentan mungkin tidak diperlukan.

Alkohol Tidak Disarankan

Tidak aman untuk mengonsumsi alkohol bersama Bosentan. Mengonsumsi Bosentan dengan alkohol dapat memiliki efek tambahan dalam menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu, mengonsumsi Bosentan dengan alkohol tidak disarankan.

Kehamilan Tidak aman - Risiko tinggi

Bosentan dikontraindikasikan selama kehamilan. Studi pada hewan telah menunjukkan toksisitas sementara studi terbatas pada manusia telah menunjukkan cacat lahir serius pada janin.

Mengemudi Tidak disarankan.

Jangan mengemudi kecuali Anda merasa baik-baik saja. Karena efek samping Bosentan termasuk sakit kepala dan kelelahan, semua ini dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk berkonsentrasi dan mengemudi.

Hati Gunakan Dengan Hati-hati

Bosentan Harus digunakan dengan hati-hati pada individu yang memiliki penyakit hati. Penyesuaian dosis Bosentan mungkin diperlukan tergantung pada tes fungsi hati. Harap berkonsultasi dengan dokter Anda.

Laktasi Tidak Disarankan

Bosentan tidak aman digunakan selama menyusui. Belum diketahui apakah obat ini diekskresikan dalam ASI, tetapi bukti toksisitas mengakibatkan kesimpulan bahwa wanita menyusui yang mengonsumsi obat ini harus mengenalkan bayi mereka pada makanan selain ASI ibu.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).