Candesartan

Penggunaan Candesartan

Candesartan biasanya digunakan untuk mengobati Hipertensi dan Gagal Jantung

Bagaimana Cara Kerja Candesartan

Candesartan menghambat vasokonstriksi dan pelepasan aldosteron dengan menghalangi pengikatan Angiotensin II ke reseptor Angiotension.

Efek Samping dari Candesartan

Hipotensi, Hiperkalemia, Sakit kepala, Pusing, Vertigo, Meningkatkan kadar kreatinin serum

Peringatan

Ginjal Gunakan Dengan Hati-hati

Pasien dengan gangguan ginjal yang menggunakan obat ini harus sering dimonitor kadar kalium dan kreatinin serumnya. Titrasi dosis dianjurkan untuk pasien dengan gangguan ginjal berat.

Alkohol Tidak Disarankan

Tidak disarankan untuk minum alkohol saat mengonsumsi obat ini karena alkohol dapat meningkatkan efek penurun tekanan darah dari Candesartan. Hal ini dapat menyebabkan eksaserbasi efek samping saat mengonsumsi obat ini seperti pusing.

Kehamilan Tidak Aman

Pemberian obat ini selama trimester pertama kehamilan tidak dianjurkan dan dikontraindikasikan pada trimester kedua dan ketiga karena obat ini dapat menginduksi fetotoksisitas dan toksisitas neonatal. Namun, obat ini dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dengan pemantauan yang tepat jika diindikasikan dengan jelas dan manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Mengemudi Tidak disarankan.

Obat ini dapat memengaruhi kemampuan mengemudi dan mengoperasikan mesin karena dapat mengganggu konsentrasi pasien akibat efek sampingnya seperti pusing dan sakit kepala. Oleh karena itu, hanya mengemudi jika Anda merasa sehat.

Hati Gunakan Dengan Hati-hati

Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan hati yang menggunakan Candesartan. Candesartan aman digunakan pada pasien dengan gangguan hati.

Laktasi Tidak Disarankan

Tidak ada bukti yang jelas tentang keamanan Candesartan dalam menyusui. Karena ada alternatif yang tersedia dengan profil keamanan yang jelas dalam menyusui, penggunaan obat ini selama menyusui tidak dianjurkan.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).