Carbidopa

Penggunaan Carbidopa

Carbidopa umumnya digunakan untuk mengobati Penyakit Parkinson.

Bagaimana Cara Kerja Carbidopa

Carbidopa adalah inhibitor dekarboksilase perifer. Ini mencegah konversi perifer levodopa menjadi dopamin dengan menghambat enzim dekarboksilase.

Efek Samping dari Carbidopa

Anoreksia, Halusinasi dan kebingungan, Pusing, kelelahan, Diskinesia, Palpitasi, Hipotensi ortostatik, Mual dan muntah, Depresi dan sangat jarang dengan bunuh diri, Kesulitan tidur

Peringatan

Ginjal Gunakan Dengan Hati-hati

Carbidopa harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit ginjal yang parah. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter Anda.

Alkohol Tidak Disarankan

Tidak aman untuk mengonsumsi alkohol bersama Carbidopa karena dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, hipotensi ortostatik, palpitasi, dan kelelahan.

Kehamilan Tidak Aman

Carbidopa mungkin tidak aman dikonsumsi selama kehamilan karena studi pada hewan telah menunjukkan toksisitas berulang pada janin. Namun, data yang tidak mencukupi mengenai efek buruk pada janin berdasarkan studi pada manusia. Penggunaannya dapat diperbolehkan ketika risikonya lebih besar daripada manfaatnya. Mohon berkonsultasi dengan dokter Anda.

Mengemudi Tidak disarankan.

Umumnya, mengalami pusing, kelelahan, dan kantuk saat mengonsumsi Carbidopa. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk mengemudi karena dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk berkonsentrasi dan mengemudi.

Hati Gunakan Dengan Hati-hati

Carbidopa tidak boleh digunakan pada pasien dengan penyakit hati yang parah. Penyesuaian dosis diperlukan pada pasien dengan penyakit hati ringan hingga sedang.

Laktasi Tidak Disarankan

Carbidopa kemungkinan aman digunakan selama masa menyusui. Senyawa tersebut terdapat dalam ASI dan terbukti dapat mengurangi produksi prolaktin. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk digunakan pada ibu yang sedang menyusui.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).