Dermatophagoides Pteronyssinus Extract + Dermatophagoides Farinae Extract

Penggunaan Dermatophagoides Pteronyssinus Extract + Dermatophagoides Farinae Extract

Ekstrak ini digunakan dalam imunoterapi untuk pengobatan kondisi alergi seperti rinitis alergi dan asma alergi.

Bagaimana Cara Kerja Dermatophagoides Pteronyssinus Extract + Dermatophagoides Farinae Extract

Imunoterapi dengan ekstrak alergen melibatkan pemaparan sistem kekebalan tubuh terhadap dosis alergen spesifik yang meningkat secara bertahap, seperti yang berasal dari tungau debu (Dermatophagoides pteronyssinus dan Dermatophagoides farinae), untuk menghilangkan kepekaan terhadap respons tubuh, sehingga mengurangi gejala alergi.

Efek Samping dari Dermatophagoides Pteronyssinus Extract + Dermatophagoides Farinae Extract

Efek samping yang umum terjadi pada imunoterapi dengan ekstrak alergen dapat berupa reaksi lokal di tempat penyuntikan, seperti kemerahan, bengkak, dan gatal.

Peringatan

Ginjal Aman Jika Diresepkan

Obat ini dianggap aman untuk digunakan pada individu dengan masalah ginjal bila diresepkan oleh ahli kesehatan.

Alkohol Aman

Data terbatas tersedia mengenai interaksi obat ini dengan alkohol. Namun, tidak ada kontraindikasi yang diketahui, dan dianggap aman untuk mengonsumsi alkohol saat menggunakan obat ini.

Kehamilan Data Terbatas

Terdapat data terbatas mengenai keamanan obat ini selama kehamilan. Konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan dianjurkan untuk menilai potensi risiko dan manfaat.

Mengemudi Umumnya Aman

Obat ini umumnya dianggap aman untuk digunakan saat mengemudi, karena kecil kemungkinannya untuk menyebabkan kantuk atau mengganggu kewaspadaan. Namun, respons individu dapat berbeda-beda, jadi disarankan untuk berHati-Hati.

Hati Aman Jika Diresepkan

Obat ini dianggap aman untuk digunakan pada individu dengan kondisi hati bila diresepkan oleh ahli kesehatan.

Laktasi Aman Jika Diberikan Resep

Obat ini dianggap aman untuk digunakan selama menyusui jika diresepkan oleh ahli kesehatan.

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).