Estriol

Penggunaan Estriol

Estriol biasanya digunakan sebagai Terapi Penggantian Hormon dan untuk mengobati infertilitas serta vaginitis atrofi.

Bagaimana Cara Kerja Estriol

Estriol adalah bentuk sintetis dari estrogen. Ini memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor estrogen di jaringan vagina dan lebih sedikit terhadap jaringan endometrium dan payudara. Dengan demikian, ini menginduksi normalisasi epitel vagina tetapi hanya efek proliferasi ringan pada endometrium.

Efek Samping dari Estriol

Pruritus di tempat aplikasi, Ketegangan atau nyeri payudara, Mual, Bercak, Retensi cairan, Hipersekresi serviks

Peringatan

Ginjal Gunakan Dengan Hati-hati

Penggunaan Estriol perlu dilakukan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit ginjal karena kemungkinan efek samping retensi cairan. Penyesuaian dosis Estriol mungkin diperlukan. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Alkohol Tidak Disarankan

Tidak aman mengonsumsi alkohol dengan Estriol. Telah terjadi interaksi obat ketika alkohol dikonsumsi bersamaan dengan Estriol. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Kehamilan Data Terbatas

Estriol mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan. Ada penelitian terbatas pada manusia dan hewan yang menunjukkan potensi risikonya pada janin. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Mengemudi Secara Umum Aman

Estriol menimbulkan efek samping yang minimal atau bahkan tidak ada efek samping yang akan memengaruhi kemampuan Anda untuk berkonsentrasi dan mengemudi.

Hati Gunakan Dengan Hati-hati

Estriol harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit hati. Penyesuaian dosis Estriol mungkin diperlukan. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Laktasi Tidak Disarankan

Tidak diketahui apakah Estriol diekskresikan ke dalam ASI dan ada penelitian terbatas pada manusia dan hewan yang menunjukkan potensi risikonya pada bayi yang menyusu. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).