Labetalol

Penggunaan Labetalol

Labetalol umumnya digunakan sebagai pengobatan darurat untuk Tekanan Darah Tinggi (hipertensi), hipertensi saat kehamilan, Hipertensi setelah Serangan Jantung, anestesi hipotensif, pengobatan ketiga untuk hipertensi.

Bagaimana Cara Kerja Labetalol

Labetalol adalah agen antihipertensi. Ini menghambat stimulasi adrenergik dari reseptor dalam miokardium, otot polos bronkial, dan pembuluh darah.

Efek Samping dari Labetalol

Reaksi Hipersensitivitas (ruam, kulit gatal, sesak napas), Pusing, Gagal Jantung, Tes Fungsi Hati Meningkat, Disfungsi Ereksi, Gagal Ejakulasi, Kesulitan Buang Air Kecil

Peringatan

Ginjal Aman Jika Diresepkan

Tidak diperlukan penyesuaian dosis termasuk selama hemodialisis/peritoneal dialisis.

Alkohol Tidak Disarankan

Tidak aman untuk mengonsumsi alkohol bersama Labetalol. Mengonsumsi Labetalol dengan alkohol dapat memiliki efek tambahan pada sistem saraf pusat. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi pada sistem saraf pusat.

Kehamilan Tidak Aman

Labetalol mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan karena menembus penghalang plasenta. Tidak ada efek teratogenik yang telah ditunjukkan dalam studi hewan. Namun, Labetalol hanya boleh digunakan selama trimester pertama kehamilan jika manfaat potensial kemungkinan lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi pada janin. Mohon konsultasikan dengan dokter.

Mengemudi Tidak Disarankan

Mungkin terjadi sesekali pusing dan kelelahan saat mengemudi. Oleh karena itu, jangan mengemudi kecuali jika merasa baik.

Hati Gunakan Dengan Hati-hati

Pada pasien dengan penyakit hati, Labetalol harus digunakan dengan hati-hati. Penggunaannya harus dihentikan segera jika terjadi kerusakan hati atau pasien mengalami cidera.

Laktasi Tidak Disarankan

Labetalol tidak aman untuk digunakan selama menyusui karena diekskresikan dalam susu manusia. Ada risiko sindrom kematian mendadak, Diare, hipoglikemia meskipun sangat jarang.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).