Paritaprevir

Penggunaan Paritaprevir

Paritaprevir biasanya digunakan untuk mengobati Infeksi Virus Hepatitis C Kronis (Hcv)

Bagaimana Cara Kerja Paritaprevir

Paritaprevir menghambat siklus hidup virus dengan menghambat protease HCV NS3/4A yang bertanggung jawab atas pembelahan proteolitik poliprotein yang dikodekan HCV.

Efek Samping dari Paritaprevir

Anemia, Insomnia, Mual, Diare, Muntah, Pruritus, Kelelahan.

Peringatan

Ginjal Aman Jika Diresepkan

Paritaprevir aman digunakan pada pasien dengan penyakit ginjal. Penyesuaian dosis Paritaprevir tidak diperlukan. Namun, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Alkohol Data Terbatas

Makanan dan obat-obatan tertentu akan memiliki interaksi dengan penggunaan Paritaprevir secara bersamaan, tetapi tidak ada data spesifik yang menyatakan demikian. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Kehamilan Data Terbatas

Paritaprevir mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan. Ada penelitian terbatas pada manusia dan hewan yang menunjukkan potensi risikonya pada janin. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Mengemudi Secara Umum Aman

Paritaprevir dapat menyebabkan efek samping kelelahan, yang semuanya dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk berkonsentrasi dan mengemudi. Jangan mengemudi kecuali jika Anda merasa sehat.

Hati Data Terbatas

Paritaprevir harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit hati. Penyesuaian dosis Paritaprevir mungkin diperlukan untuk penyakit hati ringan. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Paritaprevir tidak dianjurkan untuk digunakan pada penyakit hati sedang hingga berat.

Laktasi Data Terbatas

Terdapat ekskresi Paritaprevir ke dalam ASI mamalia, namun data pada manusia masih terbatas dan pengaruhnya terhadap bayi yang disusui masih belum diketahui. Manfaat dari penggunaan pada wanita hamil mungkin lebih besar daripada risikonya. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).