Prochlorperazine

Penggunaan Prochlorperazine

Prochlorperazine umumnya digunakan dalam pengobatan Penyakit Meniere, mual, skizofrenia, vertigo, dan muntah

Bagaimana Cara Kerja Prochlorperazine

Prochlorperazine adalah Antipsikotik Prochlorperazine bekerja dengan menghambat reseptor D1 dan D2 dopaminergik mesolimbik postsinaptik di otak yang mencakup zona pemicu kemoreseptor. Obat ini juga menghasilkan efek α-adrenergik dan antikolinergik serta menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis, sistem pengaktifan retikuler sehingga memengaruhi metabolisme basal, suhu tubuh, kesadaran, tonus vasomotor, dan emesis.

Efek Samping dari Prochlorperazine

Amenore, Mual, Sulit tidur (insomnia), Muntah, Penglihatan kabur, Impotensi, Pusing, Gatal-gatal, Sakit kuning, Sembelit

Peringatan

Ginjal Gunakan Dengan Hati-hati

Prochlorperazine harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal. Penyesuaian dosis Prochlorperazine mungkin diperlukan. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Alkohol Tidak Disarankan

Tidak disarankan untuk minum alkohol dengan Prochlorperazine karena dapat meningkatkan efek SSP dari Alkohol.

Kehamilan Tidak Aman

Prochlorperazine mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan. Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek samping pada janin, namun penelitian pada manusia masih terbatas. Manfaat dari penggunaan pada wanita hamil mungkin dapat diterima meskipun ada risikonya. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Mengemudi Tidak Disarankan

Jangan mengemudi kecuali jika Anda merasa sehat. Prochlorperazine dapat menyebabkan efek samping seperti mengantuk yang dapat memengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi dan mengemudi.

Hati Data Terbatas

Prochlorperazine kontraindikasi pada gangguan fungsi hati.

Laktasi Data Terbatas

Karena data dari penelitian pada hewan menunjukkan bahwa Prochlorperazine dapat ditemukan dalam ASI, Prochlorperazine tidak boleh digunakan selama menyusui.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).