Terbutaline

Penggunaan Terbutaline

Terbutaline umumnya digunakan dalam pengobatan Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

Bagaimana Cara Kerja Terbutaline

Terbutalin adalah blocker reseptor beta-adrenergik. Terbutalin merangsang enzim yang mengkatalisis produksi siklik-3’, 5’-adenosin monofosfat (cAMP). Akibatnya, terjadi relaksasi otot polos bronkial. Di sisi lain, terbutalin juga menghambat pelepasan mediator hipersensitivitas segera dari sel mast yang pada gilirannya mengurangi gejala asma.

Efek Samping dari Terbutaline

Takikardia, Gemetar, Kecemasan, Palpitasi, Pusing, Sakit kepala, Mual dan muntah, Kelelahan, Keringat, Ketidaknyamanan di dada, Kram otot

Peringatan

Ginjal Aman Jika Diresepkan

Tidak perlu penyesuaian dosis.

Alkohol Tidak Disarankan

Tidak aman untuk mengonsumsi alkohol bersama dengan Terbutaline. Anda mungkin mengalami sakit kepala, pusing, pusing, pingsan, dan/atau perubahan denyut nadi atau detak jantung.

Kehamilan Tidak Aman

Terbutaline mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan. Meskipun tidak ada efek teratogenik yang diamati hingga saat ini, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati selama trimester pertama kehamilan. Selama trimester ketiga, penggunaan Terbutaline harus dibatasi karena memiliki efek tokolitik yang berpotensi menyebabkan masalah lebih lanjut.

Mengemudi Secara Umum Aman

Terbutaline biasanya tidak memengaruhi kemampuan untuk mengemudi. Jangan mengemudi kecuali Anda merasa baik.

Hati Data Terbatas

Tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan.

Laktasi Data Terbatas

Terbinafin diekskresikan ke dalam ASI namun tidak memberikan efek yang signifikan pada bayi baru lahir. Namun, ada kasus hipoglikemia sementara yang dilaporkan pada bayi prematur. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).