Umeclidinium

Penggunaan Umeclidinium

Umeclidinium biasanya digunakan untuk mengobati Penyakit Paru Obstruktif Kronis (COPD).

Bagaimana Cara Kerja Umeclidinium

Umeclidinium adalah antikolinergik yang bertindak lama yang berikatan dan menghambat reseptor muskarinik terutama reseptor M3 yang menyebabkan bronkodilatasi.

Efek Samping dari Umeclidinium

Meningkatkan risiko infeksi saluran napas, Sakit kepala, Palpitasi, Batuk, Konstipasi, Reaksi alergi.

Peringatan

Ginjal Aman Jika Diresepkan

Umeclidinium aman digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal.

Alkohol Aman

Tidak ada interaksi yang diketahui antara alkohol dan Umeclidinium. Namun, konsumsi alkohol kronis dapat merusak silia yang membantu paru-paru Anda mengeluarkan kuman yang masuk dan juga merusak sistem kekebalan paru-paru Anda. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Kehamilan Tidak Aman

Studi hewan tidak menunjukkan adanya toksisitas reproduksi pada janin dan tidak ada data tentang penggunaan Umeclidinium pada wanita hamil. Oleh karena itu, Umeclidinium tidak disarankan selama kehamilan kecuali manfaatnya lebih besar dari risiko. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Mengemudi Secara Umum Aman

Biasanya, Umeclidinium tidak memengaruhi kemampuan untuk mengemudi. Jangan mengemudi kecuali Anda merasa baik-baik saja.

Hati Data Terbatas

Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada pasien dengan gangguan hati ringan hingga sedang. Namun, tidak ada data tentang penggunaan Umeclidinium pada pasien dengan gangguan hati yang parah. Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam menggunakan pada pasien tersebut. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Laktasi Data Terbatas

Tidak diketahui apakah Umeclidinium diekskresikan dalam ASI manusia dan risiko bagi bayi yang disusui tidak dapat dikecualikan. Oleh karena itu, keputusan harus dibuat apakah akan menghentikan pengobatan atau menyusui berdasarkan rasio manfaat-risiko. Silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ditulis oleh , MD (Universiti Hasanuddin, Indonesia)

Diperiksa oleh Dr Nur Syuhada binti Zulkifli, MD, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).